
Asy Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwasanya jika ada keraguan setelah wudhu, misalnya apakah kentut atau tidak, makan tinggalkan yang ragu (yakni tidak kentut). Dalilnya adalah:
إذا وجد أحدكم في بطنه شيئا ، فأشكل عليه أخرج منه شيء أم لا ، فلا يخرج من المسجد ، حتى يسمع صوتا أو يجد ريحا
Jika salah seorang dari kalian menemukan sesuatu dalam perutnya, sesuatu yang keluar dari padanya (kentut) atau tidak, janganlah keluar dari masjid, sampai kalian mendengar suara atau merasakan bau (HR. Muslim)
Maksud dari “jangan keluar dari masjid” adalah jangan berwudhu lagi.
Untuk lebih lengkapnya, marilah kita simak rekaman kajian pada:
– Hari : Kamis
– Tanggal : 27 Syawal 1433 / 13 September 2012
– Tempat : Masjid Mapolsek Delanggu
– Kitab : Al Mulakhosul Fiqhi karya Syaikh Sholih Al Fauzan hafizahullah | download
– Materi : Pembatal Wudhu dan Pembatal Wudhu yang dalam Perselisihan Pendapat
– Pemateri : Al Ustadz Abul Hasan ‘Aliy Cawas
– Tanggal : 27 Syawal 1433 / 13 September 2012
– Tempat : Masjid Mapolsek Delanggu
– Kitab : Al Mulakhosul Fiqhi karya Syaikh Sholih Al Fauzan hafizahullah | download
– Materi : Pembatal Wudhu dan Pembatal Wudhu yang dalam Perselisihan Pendapat
– Pemateri : Al Ustadz Abul Hasan ‘Aliy Cawas
Judul
|
Mainkan
|
Size (MB)
|
Unduh
|
Ragu Apakah Wudhunya Batal Atau Tidak? |
5.1
|
Barakallahu fiikum
Filed under: Abul Hasan 'Aliy, Fiqih | Tagged: ali, angin, bab, batal, buang, Cawas, Delanggu, fikih, fiqih, kajian, kentut, Klaten, mapolsek, mules, polisi, polsek, ringkasan, rutin, wudhu, wudlu, yule |
Tinggalkan Balasan